bisnis PTC INDONESIA

Iklan kami

Cari disini

Deteksi Kehidupan Alien Mars Lewat 'Kentut'

Dunia
Deteksi Kehidupan Alien Mars Lewat 'Kentut'
Jika memang ada kehidupan di Mars, kita mungkin bisa menciumnya terlebih dulu.

Elin Yunita Kristanti, Denny Armandhanu
Mars (corbis)
BERITA TERKAIT

lama satelit Saturnus, Titan dan terutama Planet Mars jadi fokus pencarian kehidupan lain di luar Bumi.

Namun, jika memang ada kehidupan di Mars, kita mungkin bisa menciumnya terlebih dulu sebelum melihat eksistensinya.

Percaya atau tidak, zat kimia yang terkandung dalam bau nafas dan kentut manusia bisa menjadi media untuk mempertemukan kita dengan mikroba alien di Planet Merah itu.

Maksudnya? Kuncinya ada pada zat sulfur yang mengandung molekul methyl yang secara alami diproduksi dalam jumlah besar oleh mikroba-mikroba di Bumi -- termasuk beberapa yang menyebabkan bau tajam yang ditemukan di tubuh manusia.

Bukannya tak mungkin, mikroba yang sama berada di Mars. Inilah yang akan jadi obyek buruan misi pencarian kehidupan di Mars.

"Kendaraan rover penjelajah Mars milik NASA berikutnya akan dilengkapi sensitifitas tinggi untuk membaui kimia, yang bisa menjadi tanda kehadiran mikroba di Mars,” ujar Steven Vance dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, seperti dimuat situs ilmiah, New Scientist, 16 September 2010.

Instrumen pencium kimia itu dinamakan Tunable Laser Spectrometer (TLS) yang akan di pasangkan di rover 'Curiosity'. Rover ini dijadwalkan meluncur ke Mars pada 2012.

TLS dirancang untuk menganalisis karbon isotop pada gas methan di Mars -- untuk melacak apakah gas tersebut memiliki asal-usul biologis.

Berdasarkan hasil uji coba, TLS mampu mendeteksi gas dengan konsentrasi di bawah 100 part per miliar.

Para ahli berencana untuk menguji sensitifitas TLS terhadap gas lainnya yang dihasilkan oleh mikroba, seperti ethan.

“Kami sedang mendemonstrasikan kemampuannya untuk melihat tanda-tanda benda biologis dan semoga ini dapat membantu pencarian kehidupan di planet Mars.” ujar Vance.

Sementara, Kenneth Nealson dari University of Southern California, Los Angeles, meski tak tergabung dalam penelitian ini mengatakan, penemuan beberapa indikator potensial di lokasi yang sama akan mempermudah misi selanjutnya.

"Kau akan memastikan bahwa misi selanjutnya akan menghabiskan lebih banyak waktu di satu tempat," ujar Nealson

Sebelumnya seperti dimuat situs CSMonitor (CSM), di Mars terdapat lokasi yang yang kaya mineral yang disebut Nili Fossae.

Nili Fossae di Mars

Ini diduga adalah lokasi utama pencarian jejak-jejak kehidupan purba di Mars yang mungkin ada sekitar 4 juta miliar tahun yang lalu.

Dalam telaahnya, para ilmuwan menggunakan instrumen dari satelit NASA, Mars Reconnaissance Orbiter untuk mempelajari batuan lempung karbonat yang ada di permukaan Mars. Lapisan itu diduga kuat merupakan peninggalan era kuno Mars yang disebut juga Periode Noachian.

Para ilmuwan tak menyimpulkan bahwa Nili Fossae adalah bukti aktual keberadaan mahluk hidup di Mars. Baru sekedar kemungkinan.

planet mirip bumi di temukan

Sains & Teknologi
Ditemukan, Planet Mirip Bumi yang Layak Huni
Ia memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur di siang hari.

Ismoko Widjaya
Planet Bumi (ohmygov.net)
BERITA TERKAIT

berita ini di dapat dari: VIVAnews - Hasil pengamatan observatorium MW Keck di Hawaii, Amerika Serikat, selama 11 tahun membuahkan hasil. Para ilmuwan menemukan sebuah planet yang paling mirip dengan Bumi. Planet itulah kemungkinan bisa dihuni manusia.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk, 29 September 2010, sebuah tim 'pemburu planet' menamai planet yang paling mirip dengan Bumi itu dengan nama Gliese 581g.

Planet yang ukurannya hampir sama dengan Bumi itu mengorbit dan berada di tengah 'zona huni perbintangan'. Peneliti juga menemukan zat cair dapat eksis di permukaan planet itu.

Ini akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi dihuni manusia.

"Temuan kami ini sangat menarik dan menawarkan kemungkinan bahwa planet ini berpotensi untuk dihuni," kata Profesor Steven Vogt di University of California.

Sebelumnya, Badan Antariksa AS (NASA) juga menemukan planet mirip bumi, Kepler 9.

Gliese 581g ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan menggunakan teknik tercanggih yang dikombinasikan dengan teleskop 'kuno'.

Yang paling menarik dari dua planet Gliese 581g adalah, dia memiliki massa tiga sampai empat kali dari Bumi dan periode orbit hanya di bawah 37 hari. Volume massa itu menunjukkan bahwa planet itu kemungkinan merupakan planet berbatu dengan permukaan tertentu. Itu juga menunjukkan bahwa planet itu memiliki gravitasi yang cukup.

Gliese 581g terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada di konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap bintang dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur secara terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap jauh dari bintang, berada dalam kegelapan yang terus-menerus.

Para peneliti memperkirakan rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24 dan 10 derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celsius. Suhunya akan sangat terik saat posisinya menghadap bintang dan bisa terjadi pembekuan saat sedang gelap.

Menurut Profesor Vogt, gravitasi di permukaan planet itu hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari Bumi, sehingga orang dapat dengan mudah berjalan tegak di planet ini.

"Faktanya, kami mampu mendeteksi planet ini begitu cepat dan sangat dekat. Ini memiliki arti bahwa planet seperti ini benar-benar berciri umum, seperti Bumi," jelasnya.

Prof Vogt dan Paul Butler, dari Carnegie Institution di Washington, mengatakan temuan-temuan baru tim itu dilaporkan dalam sebuah makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Astrophysical. (kd)

dasa awatara wisnu

(AWATARA WISNU)

kalki awatara (awatara wisnu yang kesepuluh yang katanya akan muncul di akhir zaman kali yuga)

  • Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (disebut juga Sri Wisnu atau Narayana) adalah Dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia dipandang sebagai roh suci sekaligus dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman.

Etimologi

Vishnu 2Penjelasan tradisional menyatakan bahwa kata Visnu berasal dari Bahasa Sanskerta, akar katanya vis, (yang berarti “menempati”, “memasuki”, juga berarti “mengisi” — menurut Regweda), dan mendapat akhiran nu. Kata Wisnu kira-kira diartikan: “Sesuatu yang menempati segalanya”. Pengamat Weda, Yaska, dalam kitab Nirukta, mendefinisikan Wisnu sebagai vishnu vishateh (“sesuatu yang memasuki segalanya”), dan yad vishito bhavati tad vishnurbhavati (yang mana sesuatu yang tidak terikat dari belenggu itu adalah Wisnu).

Adi Shankara dalam pendapatnya tentang Wisnu Sahasranama, mengambil kesimpulan dari akar kata tersebut, dan mengartikannya: “yang hadir dimana pun” (“sebagaimana Ia menempati segalanya, vevesti, maka Ia disebut Visnu”). Adi Shankara menyatakan: “kekuatan dari Yang Mahakuasa telah memasuki seluruh alam semesta.” Akar kata Vis berarti ‘masuk ke dalam.’

Mengenai akhiran –nu, Manfred Mayrhofer berpendapat bahwa bunyinya mirip dengan kata ji??u’ (“kejayaan”). Mayrhofer juga berpendapat kata tersebut merujuk pada sebuah kata Indo-Iranian *višnu, dan kini telah digantikan dengan kata rašnu dalam kepercayaan Zoroaster di Iran.

Akar kata vis juga dihubungkan dengan visva (“segala”). Pendapat berbeda-beda mengenai penggalan suku kata “Wisnu” misalnya: vi-??u (“mematahkan punggung”), vi-?-?u (“memandang ke segala penjuru”) dan vi?-?u (“aktif”). Penggalan suku kata dan arti yang berbeda-beda terjadi karena kata Wisnu dianggap tidak memiliki suku kata yang konsisten.

Wisnu dalam susastra Hindu

Lukisan Wisnu melakukan Triwikrawa saat menjelma sebagai WamanaSusastra Hindu banyak menyebut-nyebut nama Wisnu di antara dewa-dewi lainnya. Dalam kitab Weda, Dewa Wisnu muncul sebanyak 93 kali. Ia sering muncul bersama dengan Indra, yang membantunya membunuh Wretra, dan bersamanya ia meminum Soma. Hubungannya yang dekat dengan Indra membuatnya disebut sebagai saudara. Dalam Weda, Wisnu muncul tidak sebagai salah satu dari delapan Aditya, namun sebagai pemimpin mereka. Karena mampu melangkah di tiga alam, maka Wisnu dikenal sebagai Tri-wikrama atau Uru-krama untuk langkahnya yang lebar. Langkah pertamanya di bumi, langkah keduanya di langit, dan langkah ketiganya di dunia yang tidak bisa dilihat oleh manusia, yaitu di surga.

Dalam kitab Purana, Wisnu sering muncul dan menjelma sebagai seorang Awatara, seperti misalnya Rama dan Kresna, yang muncul dalam Itihasa (wiracarita Hindu). Dalam penitisannya tersebut, Wisnu berperan sebagai manusia unggul.

Dalam kitab Bhagawadgita, Wisnu menjabarkan ajaran agama dengan mengambil sosok sebagai Sri Kresna, kusir kereta Arjuna, menjelang perang di Kurukshetra berlangsung. Pada saat itu pula Sri Kresna menampakkan wujud rohaninya sebagai Wisnu, kemudian ia menampakkan wujud semestanya kepada Arjuna.

Wujud Dewa Wisnu

Dalam Purana, dan selayaknya penggambaran umum, Dewa Wisnu dilukiskan sebagai dewa yang berkulit hitam-kebiruan atau biru gelap; berlengan empat, masing-masing memegang: gada, lotus, sangkala, dan chakra. Yang paling identik dengan Wisnu adalah senjata cakra dan kulitnya yang berwarna biru gelap. Dalam filsafat Waisnawa, Wisnu disebutkan memiliki wujud yang berbeda-beda atau memiliki aspek-aspek tertentu.

Dalam filsafat Waisnawa, Wisnu memiliki enam sifat ketuhanan:

* Jñana: mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta
* Aishvarya: maha kuasa, tak ada yang dapat mengaturnya
* Shakti: memiliki kekuatan untuk membuat yang tak mungkin menjadi mungkin
* Bala: maha kuat, mampu menopang segalanya tanpa merasa lelah
* Virya: kekuatan rohani sebagai roh suci dalam semua makhluk
* Tèjas: memberi cahaya spiritualnya kepada semua makhluk

Beberapa sarjana Waisnawa meyakini bahwa masih banyak kekuatan Wisnu yang lain dan jumlahnya tak terhitung, namun yang paling penting untuk diketahui hanyalah enam.

Penggambaran

Wisnu dan Laksmi mengendarai GarudaDalam Purana, Wisnu disebutkan bersifat gaib dan berada dimana-mana. Untuk memudahkan penghayatan terhadapnya, maka simbol-simbol dan atribut tertentu dipilih sesuai dengan karakternya, dan diwujudkan dalam bentuk lukisan, pahatan, dan arca. Dewa Wisnu digambarkan sebagai berikut:

* Seorang pria yang berlengan empat. Berlengan empat melambangkan segala kekuasaanya dan segala kekuatannya untuk mengisi seluruh alam semesta.
* Kulitnya berwarna biru gelap, atau seperti warna langit. Warna biru melambangkan kekuatan yang tiada batas, seperti warna biru pada langit abadi atau lautan abadi tanpa batas.
* Di dadanya terdapat simbol kaki Resi Brigu.
* Juga terdapat simbol srivatsa di dadanya, simbol Dewi Laksmi, pasangannya.
* Pada lehernya, terdapat permata Kaustubha dan kalung dari rangkaian bunga
* Memakai mahkota, melambangkan kuasa seorang pemimpin
* Memakai sepasang giwang, melambangkan dua hal yang selalu bertentangan dalam penciptaan, seperti: kebijakan dan kebodohan, kesedihan dan kebahagiaan, kenikmatan dan kesakitan.
* Beristirahat dengan ranjang Ananta Sesa, ular suci.

Wisnu sering dilukiskan memegang empat benda yang selalu melekat dengannya, yakni:

* Terompet kulit kerang atau Shankhya, bernama “Panchajanya”, dipegang oleh tangan kiri atas, simbol kreativitas. Panchajanya melambangkan lima elemen penyusun alam semesta dalam agama Hindu, yakni: air, tanah, api, udara, dan ether.
* Cakram, senjata berputar dengan gerigi tajam, bernama “Sudarshana”, dipegang oleh tangan kanan atas, melambangkan pikiran. Sudarshana berarti pandangan yang baik.
* Gada yang bernama Komodaki, dipegang oleh tangan kiri bawah, melambangkan keberadaan individual.
* Bunga lotus atau Padma, simbol kebebasan. Padma melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.

Tiga wujud

Dalam ajaran filsafat Waisnawa (terutama di India), Wisnu disebutkan memiliki tiga aspek atau perwujudan lain. Ketiga wujud tersebut yaitu: Kara?odakasayi Vishnu atau Maha Vishnu; Garbhodakasayi Vishnu; dan K?irodakasayi Vishnu. Menurut Bhagawadgita, ketiga aspek tersebut disebut “Puru?a Avatara”, yaitu penjelmaan Wisnu yang mempengaruhi penciptaan dan peleburan alam material. Kara?odakasayi Vishnu (Maha Vishnu) dinyatakan sebagai Wisnu yang berbaring dalam “lautan penyebab” dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta (galaksi?) yang jumlahnya tak dapat dihitung; Garbhodakasayi Vishnu dinyatakan sebagai Wisnu yang masuk ke dalam setiap alam semesta dan menciptakan aneka rupa; K?irodakasayi Vishnu (Roh utama) dinyatakan sebagai Wisnu masuk ke dalam setiap makhluk dan ke dalam setiap atom.

Lima wujud

Dalam ajaran di asrama Waisnawa di India, Wisnu diasumsikan memiliki lima wujud, yaitu:

* Para. Para merupakan wujud tertinggi dari Dewa Wisnu yang hanya bisa ditemui di Sri Waikunta, juga disebut Moksha, bersama dengan pasangannya — Dewi Lakshmi, Bhuma Dewi dan Nila Di sana Ia dikelilingi oleh roh-roh suci dan jiwa yang bebas.
* Vyuha. Dalam wujud Vyuha, Dewa Wisnu terbagi menjadi empat wujud yang mengatur empat fungsi semesta yang berbeda, serta mengontrol segala aktivitas makhluk hidup.
* Vibhava. Dalam wujud Vibhava, Wisnu diasumsikan memiliki penjelmaan yang berbeda-beda, atau lebih dikenal dengan sebutan Awatara, yang mana bertugas untuk membasmi kejahatan dan menegakkan keadilan di muka bumi.
* Antaryami. Antaryami atau “Sukma Vasudeva” adalah wujud Dewa Wisnu yang berada pada setiap hati makhluk hidup.
* Arcavatara. Arcavatara merupakan manifestasi Wisnu dalam imajinasi, yang digunakan oleh seseorang agar lebih mudah memujanya sebab pikirannya tidak mampu mencapai wujud Para, Vyuha, Vibhava, dan Antaryami dari Wisnu.

Awatara

AvatarsDalam Purana, Dewa Wisnu menjelma sebagai Awatara yang turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan dan kehancuran. Wujud dari penjelmaan Wisnu tersebut beragam, hewan atau manusia. Awatara yang umum dikenal oleh umat Hindu berjumlah sepuluh yang disebut Dasa Awatara atau Maha Avatar.

Sepuluh Awatara Wisnu:

* Matsya (Sang ikan)
* Kurma (Sang kura-kura)
* Waraha (Sang babihutan)
* Narasimha (Sang manusia-singa)
* Wamana (Sang orang cebol)
* Parasurama (Sang Brahmana-Kshatriya)
* Rama (Sang pangeran)
* Kresna (Sang pengembala)
* Buddha (Sang pemuka agama)
* Kalki (Sang penghancur)

Di antara sepuluh awatara tersebut, sembilan di antaranya diyakini sudah menjelma dan pernah turun ke dunia oleh umat Hindu, sedangkan awatara terakhir (Kalki Awatara) masih menunggu hari lahirnya dan diyakini menjelma pada penghujung zaman Kali Yuga.

Hubungan dengan Dewa lain

Dewa Wisnu memiliki hubungan dengan Dewi Lakshmi, Dewi kemakmuran yang merupakan istrinya. Selain dengan Indra, Wisnu juga memiliki hubungan dekat dengan Brahma dan Siwa sebagai konsep Trimurti. Kendaraan Dewa Wisnu adalah Garuda, Dewa burung. Dalam penggambaran umum, Dewa Wisnu sering dilukiskan duduk di atas bahu burung Garuda tersebut.

Tradisi dan pemujaan

Dalam tradisi Dvaita Waisnawa, Wisnu merupakan Makhluk yang Maha Kuasa. Dalam filsafat Advaita Vedanta, Wisnu dipandang sebagai salah satu dari manifestasi Brahman. Dalam segala tradisi Sanatana Dharma, Wisnu dipuja secara langsung maupun tidak langsung, yaitu memuja awatara-nya.

Aliran Waisnawa memuja Wisnu secara khusus. Dalam sekte Waisnawa di India, Wisnu dipuja sebagai roh yang utama dan dibedakan dengan Dewa-Dewi lainnya, yang disejajarkan seperti malaikat. Waisnawa menganut monotheisme terhadap Wisnu, atau Wisnu merupakan sesuatu yang tertinggi, tidak setara dengan Dewa.

Dalam tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu memanifestasikan dirinya menjadi Awatara, dan di India, masing-masing awatara tersebut dipuja secara khusus.

Tidak diketahui kapan sebenarnya pemujaan terhadap Wisnu dimulai. Dalam Veda dan informasi tentang agama Hindu lainnya, Wisnu diasosiasikan dengan Indra. Shukavak N. Dasa, seorang sarjana Waisnawa, berkomentar bahwa pemujaan dan lagu pujia-pujian dalam Veda ditujukan bukan untuk Dewa-Dewi tertentu, melainkan untuk Sri Wisnu — Yang Maha Kuasa — yang merupakan jiwa tertinggi dari para Dewa.

Di Bali, Dewa Wisnu dipuja di sebuah pura khusus untuk beliau, bernama Pura Puseh, yakni pura yang harus ada di setiap desa dan kecamatan. Di sana ia dipuja sebagai salah satu manifestasi Sang Hyang Widhi yang memberi kesuburan dan memelihara alam semesta.

Menurut konsep Nawa Dewata dalam Agama Hindu Dharma di Bali, Dewa Wisnu menempati arah utara dalam mata angin. Warnanya hitam, aksara sucinya “U” (ung).

Versi pewayangan Jawa

Wisnu SoloDalam pementasan wayang Jawa, Wisnu sering disebut dengan gelar Sanghyang Batara Wisnu. Menurut versi ini, Wisnu adalah putra kelima Batara Guru dan Batari Uma. Ia merupakan putra yang paling sakti di antara semua putra Batara Guru.

Menurut mitologi Jawa, Wisnu pertama kali turun ke dunia menjelma menjadi raja bergelar Srimaharaja Suman. Negaranya bernama Medangpura, terletak di wilayah Jawa Tengah sekarang. Ia kemudian berganti nama menjadi Sri Maharaja Matsyapati, merajai semua jenis binatang air.

Selain itu Wisnu juga menitis atau terlahir sebagai manusia. Titisan Wisnu menurut pewayangan antara lain,

1. Srimaharaja Kanwa.
2. Resi Wisnungkara
3. Prabu Arjunasasrabahu
4. Sri Ramawijaya
5. Sri Batara Kresna
6. Prabu Jayabaya
7. Prabu Anglingdarma




oleh Putra Lokajaya

info menarik