Ada umat Hindu atau umat lain yang bertanya,kenapa agama Hindu memuja symbol yang menyeramkan yang berupa barong dan rangda?.Marilah sekarang kita kupas makna simbolis dari wujud barong dan rangda.
Para dewata turun ke dunia dalam misi khusus yaitu untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran.Demikian Bhatara Siwa dan Bhatari Durga diwujudkan dalam barong dan rangda sesungguhnya adalah pelawatan/citra dan misi Beliau untuk menyelamatkan manusia serta memberikan perlindungan .Namun,demikian masih banyak umat non Hindu beranggapan bahwa hal itu tidak lebih adalah berhala,musrik celakanya dikatakan sesat.
Seram atau sosok angker sesungguhnya mewakili kekuatan atau sakti dari barong dan rangda.Jadi kembali pada fungsi Barong-Rangda sebagai penghancur segala kejahatan,penolak bala dan sejenisnya,maka kekuatan itulah yang digunakan untuk menghancurkan.Sangatlah tidak mungkin hal yang buruk tersebut dihancurkan dengan kekuatan biasa.Dengan demikian barong dan rangda adalah symbol yang dilekatkan padanya sebagai kekuatan penghancur.Disamping itu juga sebagai simbolik agar manusia menaklukan segala macam ketakutan dalam diri,sebab ketakutan adalah pengahalang bagi manusia untuk mendekatkan diri pada-Nya.Ketakutan harus disingkirkan dahulu ketika memuja Beliau,maka sosok barong dan rangda tidak akan menyeramkan lagi.Barong dan rangda merupakan simbolis kekuatan Bapanta dan Ibunta kekuatan semesta yang maha dahsyat.Kekuatan Sanghyang Rwa Bhineda yang selalu berdampingan dalam diri dan semesta.Sosok yang menyeramkan adalah sebuah tanda bagi kita bahwa untuk mencapainya tidaklah mudah.Bagaimanapun sadhana(disiplin rohani) harus dijalankan.Terutama penyucian diri dan pengendalian diri dari segala macam godaan hidup.Godaan yang paling besar adalah godaan yang datang dari dalam diri seperti sad dripu,sad atetayi,sapta timira harus disingkirkan sehingga tidak menjadi penghalang.
Barong dan rangda adalah media suci bagi kita untuk dapat melakukan penyucian diri.Begitu hebatnya leluhur kita menciptakan wujud tersebut sebagai perantara untuk meningkatkan kualitas diri.Sosok barong dan rangda adalah symbol Siwa dan Durga atau Siwa Sakti sebagai ‘’penyupat’’segala kekotoran,kejahatan,penyakit dan sejenisnya yang ada di dalam diri dan alam semesta.Barong dan rangda adalah upaya dari tetua Bali untuk menghadirkan Siwa-Sakti di bumi.
Barong dan rangda yang angker dan tenget adalah refleksi diri,bahwa kesucian akan mendatangkan kesidhian,kesaktian dan mawisesa.
Selanjutnya Tapel barong ket mengandung makna yaitu mata yang mendelik mengandung makna kemahakuasaan Bhatara mampu melihat yang dekat maupun yang jauh.Mata besar dalam tantra adalah symbol kewaspadaan dan kepekaan.Hidung besar adalah simbolis dari kekuatan’’ penyerapan’’dari sad rasa yang berpuncak pada santa rasa (rasa damai).Cundang yang berbentuk segitiga (nada Ongkara)symbol niskala tattwa atau Bhatara Siwa dalam aspek Paramasiwa Tattwa.Dalam teks Siwa Tattwa di Bali,nada adalah linggih Ida Bhatara Paramasiwa sebagai Bhatara Siwa dalam aspek yang nir dan beliau adalah penguasa alam niskala.Sedangkan manic-manik permata makna symbol kemuliaan dan keagungan.Selanjutnya taring melambangkan kala atau waktu yang dapat ‘’menggilas’’segalanya.Tidak ada yang bisa melawan waktu sebagai Sang Kala.Semua akan berubah oleh waktu.Gigi yang rata menandakan bahwa nafsu dan sejenisnya terkendali dengan baik.Bulu-bulunya melambangkan ‘’kemahakuasaan’’Bhatara Siwa.Tedung Pungkur melambangkan bhawa atau lingga linggih Bhatara Siwa,merak pada ekor melambangkan penundukan terhadap’’keakuan’’sesimping melambangkan swabahwa Bhatara dalam menciptakan alam,badong melambangkan pemeliharaan dan angkeb atau kereb,api-apian melambangkan ‘’peleburan’’.Dengan demikian wujud barong secara keseluruhan adalah symbol lima aktifitas Bhatara Siwa,yang disebut panca kriya sakti yaitu penciptaan,pemeliharaan,peleburan,pengaburan dan pemberian anugrah.
Sosok Rangda yang menyeramkan symbol dari penyerahan diri total.Mata mendelik mengeluarkan ludah api,dada telanjang sampai sususnya memanjang adalah symbol dari ‘’kerinduan’’yang dalam dari Sakti untuk segera bersatu dengan Siwa.Kerinduan itu sebagai isyarat bagi kita untuk segera ‘’bertelanjang’’,melepaskan segala pakaian yang terbuat dari jubah keakuan,keangkuhan,iri,benci,keinginan inderiawi dan yang lainnya untuk menyatu dengan-Nya.
Kuku dan taring yang tajam symbol ketajaman jnana,budhi,dan hati yang digunanakn dalam memaknai kehidupan,sebagai daya untuk memisahkan antara yang nyata dan semu.Bulu dan rambut yang panjang symbol vairigya,yakni tirakat berupaya pengendalian diri yang kuat.Nyala api di ubun-ubun simbol penyatuan ibu suci kundalini dengan Siwa pada sahasrara cakra.Api tersebut diletakkan di atas ubun-ubun memiliki makna khusus,jika sudah waktunya segala sesuatu akan lenyap dibakar oleh Agni (api),tubuh hanyalah tumpukan debu Ia yang sejati adalah ‘’sunya’’akan kembali kepada-Nya.
Sumber :
Indra Wirawan,Komang,2016.Keberadaan Barong dan Rangda dalam Dinamika Religius Masyarakat Hindu Bali.Denpasar:Paramita.
Para dewata turun ke dunia dalam misi khusus yaitu untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran.Demikian Bhatara Siwa dan Bhatari Durga diwujudkan dalam barong dan rangda sesungguhnya adalah pelawatan/citra dan misi Beliau untuk menyelamatkan manusia serta memberikan perlindungan .Namun,demikian masih banyak umat non Hindu beranggapan bahwa hal itu tidak lebih adalah berhala,musrik celakanya dikatakan sesat.
Seram atau sosok angker sesungguhnya mewakili kekuatan atau sakti dari barong dan rangda.Jadi kembali pada fungsi Barong-Rangda sebagai penghancur segala kejahatan,penolak bala dan sejenisnya,maka kekuatan itulah yang digunakan untuk menghancurkan.Sangatlah tidak mungkin hal yang buruk tersebut dihancurkan dengan kekuatan biasa.Dengan demikian barong dan rangda adalah symbol yang dilekatkan padanya sebagai kekuatan penghancur.Disamping itu juga sebagai simbolik agar manusia menaklukan segala macam ketakutan dalam diri,sebab ketakutan adalah pengahalang bagi manusia untuk mendekatkan diri pada-Nya.Ketakutan harus disingkirkan dahulu ketika memuja Beliau,maka sosok barong dan rangda tidak akan menyeramkan lagi.Barong dan rangda merupakan simbolis kekuatan Bapanta dan Ibunta kekuatan semesta yang maha dahsyat.Kekuatan Sanghyang Rwa Bhineda yang selalu berdampingan dalam diri dan semesta.Sosok yang menyeramkan adalah sebuah tanda bagi kita bahwa untuk mencapainya tidaklah mudah.Bagaimanapun sadhana(disiplin rohani) harus dijalankan.Terutama penyucian diri dan pengendalian diri dari segala macam godaan hidup.Godaan yang paling besar adalah godaan yang datang dari dalam diri seperti sad dripu,sad atetayi,sapta timira harus disingkirkan sehingga tidak menjadi penghalang.
Barong dan rangda adalah media suci bagi kita untuk dapat melakukan penyucian diri.Begitu hebatnya leluhur kita menciptakan wujud tersebut sebagai perantara untuk meningkatkan kualitas diri.Sosok barong dan rangda adalah symbol Siwa dan Durga atau Siwa Sakti sebagai ‘’penyupat’’segala kekotoran,kejahatan,penyakit dan sejenisnya yang ada di dalam diri dan alam semesta.Barong dan rangda adalah upaya dari tetua Bali untuk menghadirkan Siwa-Sakti di bumi.
Barong dan rangda yang angker dan tenget adalah refleksi diri,bahwa kesucian akan mendatangkan kesidhian,kesaktian dan mawisesa.
Selanjutnya Tapel barong ket mengandung makna yaitu mata yang mendelik mengandung makna kemahakuasaan Bhatara mampu melihat yang dekat maupun yang jauh.Mata besar dalam tantra adalah symbol kewaspadaan dan kepekaan.Hidung besar adalah simbolis dari kekuatan’’ penyerapan’’dari sad rasa yang berpuncak pada santa rasa (rasa damai).Cundang yang berbentuk segitiga (nada Ongkara)symbol niskala tattwa atau Bhatara Siwa dalam aspek Paramasiwa Tattwa.Dalam teks Siwa Tattwa di Bali,nada adalah linggih Ida Bhatara Paramasiwa sebagai Bhatara Siwa dalam aspek yang nir dan beliau adalah penguasa alam niskala.Sedangkan manic-manik permata makna symbol kemuliaan dan keagungan.Selanjutnya taring melambangkan kala atau waktu yang dapat ‘’menggilas’’segalanya.Tidak ada yang bisa melawan waktu sebagai Sang Kala.Semua akan berubah oleh waktu.Gigi yang rata menandakan bahwa nafsu dan sejenisnya terkendali dengan baik.Bulu-bulunya melambangkan ‘’kemahakuasaan’’Bhatara Siwa.Tedung Pungkur melambangkan bhawa atau lingga linggih Bhatara Siwa,merak pada ekor melambangkan penundukan terhadap’’keakuan’’sesimping melambangkan swabahwa Bhatara dalam menciptakan alam,badong melambangkan pemeliharaan dan angkeb atau kereb,api-apian melambangkan ‘’peleburan’’.Dengan demikian wujud barong secara keseluruhan adalah symbol lima aktifitas Bhatara Siwa,yang disebut panca kriya sakti yaitu penciptaan,pemeliharaan,peleburan,pengaburan dan pemberian anugrah.
Sosok Rangda yang menyeramkan symbol dari penyerahan diri total.Mata mendelik mengeluarkan ludah api,dada telanjang sampai sususnya memanjang adalah symbol dari ‘’kerinduan’’yang dalam dari Sakti untuk segera bersatu dengan Siwa.Kerinduan itu sebagai isyarat bagi kita untuk segera ‘’bertelanjang’’,melepaskan segala pakaian yang terbuat dari jubah keakuan,keangkuhan,iri,benci,keinginan inderiawi dan yang lainnya untuk menyatu dengan-Nya.
Kuku dan taring yang tajam symbol ketajaman jnana,budhi,dan hati yang digunanakn dalam memaknai kehidupan,sebagai daya untuk memisahkan antara yang nyata dan semu.Bulu dan rambut yang panjang symbol vairigya,yakni tirakat berupaya pengendalian diri yang kuat.Nyala api di ubun-ubun simbol penyatuan ibu suci kundalini dengan Siwa pada sahasrara cakra.Api tersebut diletakkan di atas ubun-ubun memiliki makna khusus,jika sudah waktunya segala sesuatu akan lenyap dibakar oleh Agni (api),tubuh hanyalah tumpukan debu Ia yang sejati adalah ‘’sunya’’akan kembali kepada-Nya.
Sumber :
Indra Wirawan,Komang,2016.Keberadaan Barong dan Rangda dalam Dinamika Religius Masyarakat Hindu Bali.Denpasar:Paramita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar