Pengobatan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis ,Psikologis dan
Aspek Sosial.
Aspek Medis meliputi :
1. Pengobatan Suportif.
2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
3. Pengobatan Antiretroviral.
Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang
berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebab
kan perburukan keadaan penderita dengan cepat.
Penyajian makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan
Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat
Anabolik Steroid.
Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan. agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tan pa kita sadari. Seperti misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan untuk mencegah ter jadinya penularan Toksoplasma. begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan jamur. |
Pencegahan infeksi oportunistik
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIV
dan AIDS.
1. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa
satu tahun.
2. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
kurang matang.
Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3. CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan,
Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebab
kan luka pada usus.
Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4. Jamur
jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida.
Obat : Nistatin 500.000 u per hari
Flukonazol 100 mg per hari.
Harrisson/MQ/nusaindah
apakah ada cara untuk mengobati virus ini?
dewa sempat membaca kalau HIV bisa di sembuhkan dengan buah PISANG ini informasinya
LONDON--Buah pisang dimungkinkan menjadi kunci sukses penyembuhan terbaru kasus HIV-AIDS di dunia. Hasil tes laboratorium mengungkapkan, kandungan dalam buah pisang, BanLec berpotensi menjadi pengganti dua obat anti-HIV yang sebelumnya beredar.
Peneliti dari AS menemukan, lektin, senyawa kimia yang ditemukan dalam pisang mampu menghambat perkembangan infeksi HIV di tubuh dengan cara memblok masuknya virus. BanLec bereaksi dalam protein yang menghambat akses masuk material genetik HIV ke dalam tubuh.
Ketua Tim Peneliti, Michael Swanson dari University of Michigan mengatakan persoalan yang terjadi pada obat HIV adalah membiarkan virus bermutasi dan menjadi kebal, tapi hal itu bakal sulit terjadi diawal pembentukan lektin.
"lektin dapat mengikat pada gula yang ditemukan pada beberapa tempat dari penyebaran HIV-1, dan sekiranya dapat bermutasi ganda pada virus yang tidak jauh dari lektin," ungkapnya seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Rabu (17/3).
Riset yang diterbitkan jurnal Biological Chemistry ini juga mengungkapkan Banlec efektif diujikan dalam laboratorium sama seperti dua obat HIV sebelumnya seperti T-20 and maraviroc.
Peneliti percaya, BanLec dapat digunakan sendiri tanpa harus diberikan bersama obat anti-HIV lain. Mereka juga optimis keberhasilan ini mampu menyelamatkan jutaan jiwa dari berbagai belahan dunia dari AIDS.
Dalam perkembangannya, guna mengatasi penyebaran infeksi HIV, para penderita umumnya diberikan satu obat anti-HIV. Sebelumnya, setiap pasien diberikan 2.5 pil anti-HIV.
Secara terpisah Professor David Marvovits dari University of Michigan Medical School berpendapat HIV masih bersarang di AS dan ledakan jumlah penderita HIV di negara-negara miskin menambah buruk persoalan. Pasalnya, para pengidap HIV merasakan penderitaan hebat dan harus membayar harga mahal untuk penderitaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar